Enam Raksasa Eropa yang Absen di Piala Dunia Antarklub 2025: Ketika Nama Besar Tak Cukup

Enam Raksasa Eropa yang Absen di Piala Dunia Antarklub 2025: Ketika Nama Besar Tak Cukup – Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi tonggak sejarah baru dalam dunia sepak bola. Untuk pertama kalinya, turnamen ini digelar dengan format 32 tim, menghadirkan klub-klub terbaik dari seluruh dunia. Namun, di balik kemeriahan dan prestise ajang ini, terdapat ironi yang mencolok: sejumlah klub elite Eropa justru absen dari daftar peserta. Nama-nama besar yang biasanya mendominasi panggung Eropa Enam Raksasa Eropa yang Absen di Piala Dunia Antarklub 2025: Ketika Nama Besar Tak Cukup kini hanya bisa menjadi penonton.

Baca Juga : Universitas Negeri Surabaya: Pilar Pendidikan Berkualitas di Jawa Timur

Artikel ini akan mengulas enam klub besar yang gagal tampil di Piala Dunia Antarklub 2025, alasan di slot bet 200 balik absennya mereka, serta bagaimana sistem kualifikasi FIFA memengaruhi distribusi peserta.

1. Manchester United: Tradisi Besar, Prestasi Terbatas

Sebagai salah satu klub paling bersejarah di dunia, Manchester United memiliki reputasi global yang tak terbantahkan. Namun, dalam format baru Piala Dunia Antarklub, nama besar saja tidak cukup. MU gagal lolos karena tidak memenuhi kriteria utama: menjuarai Liga Champions atau memiliki koefisien UEFA tertinggi dalam periode 2021–2024.

Dengan dua slot UEFA untuk klub Inggris sudah diisi oleh Chelsea (juara UCL 2021) dan Manchester City (juara UCL 2023), MU tersingkir meski memiliki basis penggemar dan nilai komersial yang luar biasa.

2. Barcelona: Juara Domestik yang Terlambat Bangkit

Barcelona tampil luar biasa di musim 2024/2025 dengan menyapu bersih gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol. Namun, semua itu datang terlambat. Dalam sistem kualifikasi FIFA, hanya dua klub dari satu negara yang bisa lolos, dan Spanyol sudah diwakili oleh Real Madrid (juara UCL) dan Atletico Madrid (peringkat koefisien tertinggi kedua).

Barcelona sempat mencapai semifinal Liga Champions 2025, tetapi performa mereka di Eropa selama tiga musim sebelumnya tidak cukup untuk mengangkat koefisien mereka.

3. Liverpool: Tersandung Aturan Kuota

Liverpool adalah contoh sempurna dari klub yang tampil konsisten namun tetap gagal lolos. Meski memiliki koefisien UEFA yang tinggi dan performa domestik yang solid, The Reds harus menerima kenyataan pahit karena kuota maksimal dua klub per negara.

Dengan Chelsea dan Manchester City sudah mengamankan tempat, Liverpool harus tersingkir meski secara peringkat lebih baik dari banyak peserta lain.

4. AC Milan: Terlalu Banyak Kompetitor dari Italia

AC Milan, juara Liga Champions tujuh kali, juga absen dari turnamen ini. Italia diwakili oleh Inter Milan (finalis UCL 2023) dan Juventus (peringkat koefisien tertinggi kedua). Milan gagal menembus semifinal UCL dalam periode kualifikasi dan tidak memiliki cukup poin koefisien untuk bersaing dengan dua rival domestiknya.

Absennya Milan menjadi pukulan bagi penggemar Serie A yang berharap melihat lebih banyak wakil Italia di panggung dunia.

5. Ajax Amsterdam: Dominasi Lokal Tak Cukup

Ajax, raksasa Belanda dengan sejarah panjang di Eropa, juga tidak masuk dalam daftar peserta. Meski mendominasi Eredivisie dan tampil reguler di Liga Champions, Ajax tidak mampu menembus fase gugur secara konsisten dalam periode 2021–2024.

Koefisien UEFA mereka kalah dari klub-klub seperti Benfica, Porto, dan bahkan RB Salzburg. Ini menunjukkan bahwa konsistensi di Eropa lebih penting daripada dominasi domestik dalam sistem kualifikasi FIFA.

6. RB Leipzig: Korban Persaingan Bundesliga

RB Leipzig menjadi korban dari ketatnya persaingan di Bundesliga. Dengan Bayern Munchen dan Borussia Dortmund sudah mengamankan dua slot UEFA, Leipzig harus tersingkir meski tampil kompetitif di liga dan Eropa.

Leipzig sempat mencapai semifinal Liga Champions 2023, tetapi tidak cukup konsisten untuk mengumpulkan poin koefisien yang dibutuhkan. Absennya mereka menyoroti betapa sulitnya bersaing di liga dengan banyak klub kuat.

Sistem Kualifikasi: Mengapa Klub-Klub Ini Gagal?

FIFA menetapkan bahwa 12 slot UEFA untuk Piala Dunia Antarklub 2025 dibagi berdasarkan:

  • Juara Liga Champions dari 2021 hingga 2024 (4 klub)
  • Delapan klub dengan koefisien UEFA tertinggi dalam periode yang sama
  • Maksimal dua klub dari satu negara

Sistem ini dirancang untuk menjaga keseimbangan geografis spaceman gacor dan mencegah dominasi satu negara. Namun, dampaknya adalah beberapa klub besar tersingkir meski memiliki performa yang layak.

Kritik terhadap Format Baru

Banyak pengamat menilai bahwa sistem ini terlalu kaku dan tidak mencerminkan kekuatan aktual klub saat ini. Misalnya, Barcelona dan Liverpool tampil luar biasa di musim terakhir, tetapi gagal lolos karena performa di masa lalu.

Selain itu, beberapa klub yang lolos justru sedang mengalami penurunan performa. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah Piala Dunia Antarklub benar-benar menghadirkan 32 klub terbaik dunia?

Penutup: Nama Besar Tak Lagi Jadi Jaminan

Absennya enam klub besar seperti Manchester United, Barcelona, Liverpool, AC Milan, Ajax, dan RB Leipzig menjadi bukti bahwa era baru sepak bola menuntut konsistensi dan strategi jangka panjang. Nama besar, sejarah gemilang, dan basis penggemar global tidak lagi cukup untuk menjamin tempat di turnamen paling prestisius FIFA.

Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi panggung bagi klub-klub yang mampu membuktikan diri secara berkelanjutan. Dan bagi para raksasa yang absen, ini adalah panggilan untuk bangkit dan membangun kembali kejayaan mereka—bukan hanya di liga domestik, tetapi juga di panggung Eropa.