
Bupati Sintang H. Jarot Winarno menerima kunjungan kerja Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Dr. KH. Abdul Wahid Maktub di Ruang kerja Bupati pada Jum’at (27/10). Bupati Jarot Winarno mejelaskan Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah 21.638 km² dan menjadi wilayah primadona dalam pemanfaat lahan perkebunan.
“Saat ini terdapat 166 ribu hektare kebun kelapa sawit dan karet, 56 perusahaan dan 6 pabrik pengolahan kelapa sawit. Masyarakat Kabupaten Sintang yang bekerja di perkebunan kelapa sawit dan karet hanya ditempatkan di bagian humas dan buruh,” jelas Bupati.
Ditambahkannya, sementara di sektor lain, pihak perusahaan menggunakan tenaga kerja dari luar Kabupaten Sintang. Untuk itu, bupati Jarot berpendapat sangat diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai. Salah satunya dengan mendirikan Politeknik Perbatasan yang memang sejalan dengan program pemerintah pusat.
“Pemkab Sintang sudah siapkan tanah yang luas dan tenaga pengajar yang handal. Nah, sekarang tinggal aksi dan kebijakan dari pemerintah pusat untuk merealisasikan pendirian Politeknik Perbatasan ini,”terang Bupati Sintang.
“Harapannya dengan adanya Politeknik Perbatasan, kedepannya masyarakat bisa bekerja di posisi yang lebih banyak di perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Kami berharap, Bapak Staf Khusus bisa membantu kami memperjuangkan pendirian Politeknik Perbatasan ini,’’pinta Bupati Sintang.
Menanggapi penjelasan Bupati Sintang, Abdul Wahid Maktub Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia mengatakan jika memang Pemkab Sintang sudah menyiapkan seluruh keperluan pendirian sebuah Politeknik maka pihaknya sangat optimis Politeknik Perbatasan bisa didirikan di Kabupaten Sintang.
‘’Pesan saya jangan single fighter dalam memperjuangkan pendirian Politeknik Perbatasan ini. Semua elemen di Kabupaten Sintang harus kompak, memperkuat kerjasama dan kemitraan dengan Universitas Tanjungpura, jalin komunikasi yang baik dengan Rektor Untan. Artinya Inisiatif dari Pemkab Sintang sangat penting,” pesan Abdul Wahid Maktub. “Pemkab Sintang harus kawal terus-menerus pendirian Politeknik Perbatasan ini’’.
Abdul Wahid Maktub menjelaskan, Indonesia sebenarnya sudah tidak membutuhkan perguruan tinggi yang banyak. Bayangkan saja di RRC dengan penduduk sekitar 1 milyar jiwa hanya ada 2. 800 perguruan tinggi. Sementara Indonesia dengan penduduk sekitar 200 juta jiwa memiliki 4.500 perguruan tinggi.
“Kami di Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi sedang bergerak untuk mewujudkan reformasi pendidikan yang selama ini tidak konek dengan lapangan kerja. Kita terlalu banyak teori. Praktik kurang. Jadi, kami sangat menyambut baik jika pendirian sebuah perguruan tinggi yang berorientasi lapangan kerja” tegas Abdul Wahid Maktub..
Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) itu juga kembali meminta keseriusan, kekompakan Pemkab Sintang, masyarakat dan DPRD Sintang. “Saya bisa bantu jika sudah seperti itu dan jangan lupa harus tetap menjalin kerjasama dengan Universitas Tanjungpura. Mutu itu sangat penting. Sehingga tim di pemerintah pusat akan menilai layak dan akan di setujui pendirian Politeknik Perbatasan” tambah Abdul Wahid Maktub yang juga pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar.
Diakhir pembicaraan Bupati Sintang menjelaskan bahwa Pemkab Sintang sudah menandatangani Memorandum of Understanding dengan Rektor Universitas Tanjungpura untuk kerjasama dalam banyak bidang. Sehingga sangat tepat jika kerjasama dengan Untan menjadi salah satu pertimbangan dalam pendirian Politeknik Perbatasan ini.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Sintang, Kartiyus yang mendampingi Bupati Sintang saat menerima kunjungan Staf Khusus Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Dr. KH. Abdul Wahid Maktub menambahkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan lahan bagi pembangunan kompleks kampus Politeknik Perbatasan sekitar 6 hektar. (Humas/KI)